Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Sabtu, 11 Februari 2017

Sholat Dalam Rangka Berzikir

Berapa banyak dari kita yang pada saat sholat ternyata malahan pikirannya melayang kemana-mana, tidak fokus pada sholatnya. Ada yang memikirkan masalah pada pekerjaannya yang belum selesai di tengah sholatnya, ada pula yang memikirkan dagangannya. Ada pula yang pada saat sholat kemudian pikirannya melayang-layang mencari sesuatu yang tengah dicarinya, atau mencari jawaban dari suatu masalah yang belum dipecahkannya.

Ini tidak benar, karena pada hakekatnya sholat itu adalah dalam rangka untuk berzikir mengingat Allah swt, bukan untuk memikirkan hal-hal lainnya, atau membiarkan pikiran kita melayang kemana-mana. Sebagaimana juga yang pernah diajarkan guru kita kepada murid-muridnya, bahwa tujuan dari sholat itu adalah dalam rangka untuk berzikir kepada Allah swt.

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمْ الصَّلاَةَ لِذِكْرِي
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk (berzikir) mengingat Aku.” (QS 20:14)

Ibadah zikir atau mengingat Allah ini adalah ibadah yang paling utama dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya. Bentuk dari berzikir tidak hanya berupa duduk kemudian membacakan bacaan-bacaan zikir seperti Syahadat, Istighfar dan Sholawat. Bentuk lain dari berzikir adalah sholat, yaitu ibadah yang terdiri dari posisi tubuh berdiri, ruku, sujud dan duduk.

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ الْكِتَابِ وَأَقِمْ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (berzikir) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS 29:45)

Dengan demikian, maka apabila dalam ibadah sholat kita lalai dari mengingat Allah, maka sia-sia lah tujuan dari ibadah sholat itu sendiri. Karena sholat adalah salah satu bentuk dari berzikir kepada Allah swt dengan cara yang sangat khusyu. Kita harus meluruskan hati dan pikiran hanya kepada Allah, bukan kepada yang lainnya. Karena apabila hati dan pikiran kita melenceng kepada yang selain Allah, maka sia-sia lah ibadah sholatnya, meskipun sholat tersebut dilakukan secara berjamaah dengan barisan shaf yang lurus dan rapat.

Guru kita mengajarkan bahwa ibadah zikir itu bukan saja hanya dengan cara duduk sebagaimana orang yang sedang melakukan wirid, tetapi zikir kepada Allah swt juga bisa dilakukan dengan cara sholat, puasa, berjalan, bekerja atau pada setiap kali kita bernafas. Zikir bisa dilakukan dalam posisi duduk, berdiri ataupun berbaring. Ibadah zikir ini dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja (tentunya selain di tempat-tempat yang kotor seperti toilet).

Dalam rangka untuk mengingat Allah sebagaimana yang diperintahkan dalam al-Quran, bukan hanya mengingat Allah dalam pikiran kita saja. Hanya eling, tidak cukup seperti itu. Mengingat Allah itu adalah seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw kepada para sahabat-sahabatnya, yaitu dengan mengucapkan dalam hati bacaan zikir seperti Syahadat, Istighfar dan Sholawat.

Apabila kita mengulang-ulang bacaan zikir tersebut dalam hati, maka kemudian perbuatan zikir yang diulang-ulang tersebut akan menghidupi hati. Sebagaimana kita memberikan nafas kepada hati dengan zikir, perbuatan yang berulang-ulang, maka hati yang kerap mengulang-ulang zikir akan menjadi hidup. Hati yang hidup akan secara mandiri berzikir tanpa kita perintahkan, sebagaimana juga saat kita bernafas, perbuatan seperti bernafas yang diulang-ulang secara mandiri meskipun kita tidak pernah memerintahkannya.

Janganlah menjadi orang Islam tetapi lalai dalam berzikir mengingat Allah swt. Merasa bahwa hanya dengan menerima Islam maka sudah cukup. Akibat dari hati yang lalai dari berzikir kepada Allah adalah hati yang keras membatu.

أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ
ذِكْرِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ فِي ضَلاَلٍ مُبِينٍ

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS 39:22)

Pernahkah anda melihat ada orang-orang Islam, meskipun mereka beragama Islam tetapi hati mereka keras membatu? Tidak ada jaminan bahwa seorang muslim, apabila yang bersangkutan tidak rajin untuk berzikir mengingat Allah maka hatinya tidak keras membatu.

Apabila dalam hidup ini anda lalai dari mengingat Allah, lalai dari berhubungan kepada Allah dan lalai dari memohon petunjuk Allah, maka sudah pasti anda akan tersesat. Jangan merasa diri ini sudah paling benar, sudah paling paham isi dan makna dari kitab al-Quran dan hadits. Tanpa berzikir mengingat Allah dan tanpa memohon petunjuk dan pertolongan Allah, maka kita bisa tersesat. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 21.35