Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Jumat, 18 Agustus 2017

Berzikir Itu Bukan Sekedar Eling

Apabila ada suatu ibadah yang paling banyak disebut-sebut Allah swt di dalam al-Quran, maka ibadah itu adalah berzikir. Ibadah-ibadah lainnya seperti membaca al-Quran, berpuasa, membayar zakat, pergi haji atau melaksanakan sholat memang disebut-sebut di dalam al-Quran, tetapi tidak sebanyak ibadah zikir.

Ini artinya ibadah yang paling utama adalah berzikir dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya. Hal ini ditegaskan Allah swt dalam firmanNya berikut ini di dalam surat al-Ankabut.

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya berzikir mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS 29:45)

Nah, dalam hal berzikir ini, guru kita mengajarkan dan memberi contoh bagaimana ibadah berzikir itu sebaiknya dilakukan. Jadi berzikir itu tidak hanya sekedar eling semata, tidak hanya sekedar mengingat Allah swt, akan tetapi ibadah zikir juga harus disertai dengan membacakan kalimat-kalimat mulia yang dinyatakan di dalam hati dan pikiran kita.

Kalimat-kalimat seperti Syahadat, Istighfar dan Sholawat dibaca berulang-ulang sebanyak-banyaknya di dalam hati dan pikiran kita. Menyadari sepenuhnya akan kehadiran dan keberadaan Allah swt di sekitar kita dan di dalam diri kita.

Di siang hari pada saat kita tengah sibuk oleh tugas dan pekerjaan, kita bisa melakukan ibadah zikir ini di dalam hati kita. Sebisa-bisanya dan seingat-ingatnya, tidak perlu harus terlalu dipaksakan. Menurut al-Quran Allah swt menjanjikan keuntungan dari usaha yang dilakukan dengan disertai berzikir dalam hati ini.

Di malam hari, ketika segala usaha dan hiruk pikuk duniawi sudah reda. Ketika suasana sudah hening, senyap dan hati sudah lega, maka kita bisa berzikir dengan lebih khusyuk lagi. Menghadapkan hati dan pikiran kita lurus-lurus hanya kepada Allah swt. Memejamkan mata, karena tidak ada gunanya membuka mata, Allah swt tidak bisa dilihat dengan mata. Pusatkan pikiran, perasaan dan penglihatan batin kepada zikir yang kita lakukan.

Apabila kita lakukan zikir ini dengan khusyuk, maka mudah-mudahan mata batin kita bisa melihat nur/cahaya. Nur Muhammad dan Nur Allah yang merupakan pintu gerbang ke langit. Berlapis-lapis seluruhnya ada 7 lapis langit. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 13.34